Definisi (Winslade, 1996)
Masalah terkait obat atau Drug Related Problems (DRPs) didefinisikan sebagai suatu keadaan yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien yang disebabkan oleh terapi obat dan secara nyata atau potensial mengurangi efek terapi yang diharapkan.
Klasifikasi (Hepler & Strand, 1990)
Masalah terkait obat yang perlu diperhatikan, antara lain:
1.Indikasi yang tidak memperoleh terapi (untreated indication), yaitu pasien mempunyai masalah medis yang memerlukan pengobatan, tetapi tidak menerima obat yang sesuai dengan indikasi tersebut.
2.Pemilihan obat tidak tepat (improper drug selection), yaitu pasien mendapatkan obat yang tidak sesuai dengan kondisi medis yang dialaminya.
3.Dosis terlalu rendah (subtherapeutic dose), yaitu pasien mempunyai masalah medis dan menerima obat yang sesuai, namun dosis yang diberikan terlalu rendah.
4.Dosis terlalu tinggi (over dose), yaitu pasien mendapat masalah medis karena penggunaan obat yang berlebihan.
5.Efek samping obat (adverse drug reactions), yaitu pasien mendapat masalah medis karena efek yang tidak dikehendaki/efek samping obat.
6.Interaksi obat (drug interactions), yaitu pasien mendapat masalah medis karena adanya interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan, dan obat dengan uji laboratorium.
7.Kegagalan menerima pengobatan (failure to receive medication), yaitu pasien mempunyai masalah medis akan tetapi secara farmasetik, psikologis atau sosio ekonomis penderita tersebut gagal mendapatkan obat.
8.Penggunaan obat tanpa indikasi (medication use without medication), yaitu pasien menggunakan obat tanpa indikasi medis yang jelas.
Ketika ditemukan sebuah masalah terkait obat, farmasis harus merencanakan cara mengatasinya. Farmasis harus memberikan skala prioritas untuk masalah terkait obat tersebut, yang didasarkan pada risiko yang mungkin diperoleh penderita. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan skala prioritas masalah terkait obat:
1.Masalah mana yang harus diselesaikan lebih dahulu dan masalah mana yang dapat diselesaikan kemudian.
2.Masalah yang merupakan tanggung jawab farmasis.
3.Masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat oleh farmasis.
4.Masalah yang dalam penyelesaiannya memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan lainnya (dokter, perawat, kelurga penderita, dan lain-lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar