Rabu, 27 November 2013

Hiperkolesterolemia (lanjutan)

Penatalaksanaan
Pemilihan terapi dalam menangani hiperkolesterolemia bisa didasarkan pada algoritma terapi di bawah ini yang disesuaikan dengan kondisi pasien sesuai dengan asessmen risiko pada materi sebelumnya.



Setelah dilihat dari algoritma terapi dan berdasarkan hasil tersebut diperlukan terapi penurun lipid, maka tabel di bawah dapat digunakan sebagai panduan untuk memilihkan terapi.

Intervensi lainnya yang disarankan untuk mengoptimalkan terapi yaitu penerapan TLC (Therapeutic Lifestyle Changes) yang direkomendasikan dalam pedoman ATP III sebagai pendekatan pendekatan multifaktor untuk menurunkan risiko terjadinya PJK, yang meliputi TLC diet yang meliputi diet lemak jenuh dan konsumsi serat, manajemen berat badan, peningkatan aktivitas fisik dan berhenti merokok.
Lemak jenuh merupakan komponen utama makanan yang menentukan kadar LDL serum. Pengaruh lemak jenuh terhadap kolesterol total dalam serum telah banyak diteliti. Analisis dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% kalori dari lemak jenuh akan disertai peningkatan LDL serum sebesar 2%. Sebaliknya, penurunan 1% asupan lemak jenuh dapat menurunkan kadar LDL serum sebesar 2%. Uji terbaru telah membuktikan efikasi diet rendah lemak jenuh dalam menurunkan kadar LDL. Selain itu, metaanalisis terbaru menunjukkan diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar LDL. Bahan makanan yang mengandung kolesterol yaitu produk-produk hewani, susu sapi, daging, serta telur. Beberapa data epidemiologi, antara lain The Western Electric Study, menunjukkan bahwa diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung melalui pengaruh diet terhadap LDL serum.
Obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya hiperlipidemia, CHD, sindrom metabolik, hipertensi, stroke, diabetes melitus, osteoartritis, gout, serta keganasan. Panduan dari ATP III menekankan penurunan berat badan pada pasien overweight dan obesitas sebagai bagian dari intervensi penurunan LDL serum. Pada 12 minggu pertama, pasien menjalani pengaturan makan untuk menurunkan LDL serum sebelum diperkenalkan intervensi penurunan berat badan. Tujuan awal intervensi penurunan berat badan yaitu menurunkan berat sekitar 10% selama 6 bulan. Berdasarkan panduan ATP III, aktivitas fisik yang teratur amat ditekankan karena berperan penting dalam penanganan sindrom metabolik. Peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan kadar LDL, very low-density lipoprotein cholesterol, dan trigliserida, serta meningkatkan HDL. Tujuan peningkatan aktivitas fisik pada pasien hiperkolesterolemia yaitu untuk menciptakan keseimbangan energi, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, serta menurunkan risiko terjadinya PJK. Aktivitas fisik yang direkomendasikan yaitu aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 30 menit setiap harinya dan dilakukan minimal 3-4 kali dalam seminggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar