Minggu, 08 Desember 2013

Sejarah Al-Qur’an

6 Desember 2013 oleh Dandi Farid Mustofa (Abi Makki) @Masjid Agung Al Azhar

Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril yang mengandung mu’zizat secara lafadz dan ma’na yang apabila kita membacanya akan mendapatkan pahala dari setiap bacaan, setiap huruf 10 rahmat yang sampai kepada kita dengan sejarah yang jelas.

Pengumpulan Al Qur’an yang pertama kali di zaman Rasulullah SAW dimana pada zaman ini dikumpulkan Al-Qur’an di hati para sahabat. Para sahabat menghafalkan Al Qur’an dan Al Qur’an dikumpulkan di hati para sahabat. Bahkan sebelum Rasulullah memerintahkan Al Qur’an dikumpulkan di dalam lembaran-lembaran yang ditulis, apakah itu tulang, apakah itu dari kulit atau batu, Rasulullah melarang untuk mencatat selain Al Qur’an sekecil apapun karena ditakutkan akan bercampur mana Al Qur’an dan mana hadist. Dimana Rasulullah mengatakan “Jangan kalian mencatat apapun yang aku katakan kecuali firman Allah”. Sekali Rasulullah mengucapkan para sahabat langsung hafal, karena ap? Karena mereka terbiasa menghafal syair-syair dalam bahasa arab. Rasulullah ingin para sahabat konsentrasi penuh pada Al Qur’an sehingga ketika sudah bisa membedakan barulah boleh menuliskan hadist. Kemudian Rasulullah wafat. Masuklah di zaman Abu Bakr Ash-Shiddiq.

Abu Bakr Ash-Shiddiq
“Sebaik-baik manusia yang hidup di muka bumi ini setelah Nabi dan Rasul adalah Abu Bakr”. Subhanallah, begitu mulia derajat dan kedudukan Abu Bakr dimata Rasulullah.
Pada masa Abu Bakr ini terjadi banyak pertempuran dan peperangan banyak sekali orang mu’min wafat, sekali wafat 500, 700, 400 orang. Umar bin Khattab adalah orang yang cerdas, langsung datang menemui Abu Bakr dan berkata, “Wahai Abu Bakr bagaimana jika Al Qur’an dikumpulkan, disusun rapi?”. Lalu Abu Bakr menolak dengan mengatakan, “Saya tidak bisa melakukan sesuatu yang Rasulullah tidak mengerjakannya”. Kehati-hatian Abu Bakr, padahal apa yang dikatakan oleh Umar adalah baik dan boleh untuk diikuti. Abu Bakr berkata, “Bagaimana Umar, aku akan mengumpulkan Al Qur’an, sedang Rasulullah tidak mengerjakannya?”. Beberapa hari kemudian Umar datang kembali dan akhirnya diterima dan dikumpulkannya Al Qur’an di zaman Abu Bakr Ash-Shiddiq dengan takutnya hilangnya Al-Qur’an dari muka bumi ini karena yang menghafal Al Qur’an semakin menipis, dan dipilihlah panitianya, salah satunya Zaid bin Tsabit.

Ustman bin Affan
Kemudian pengumpulan Al Qur’an pada zaman Ustman bin Affan. Berbeda antara cara pengumpulan Al Qur’an di zaman Abu Bakr dengan zaman Ustman bin Affan. Penyebab dikumpulkannya Al Qur’an di zaman Abu Bakr tidak sama dengan penyebab dikumpulkannya Al Qur’an di zaman Ustman bin Affan.
Siapa Ustman bin Affan??
Rasulullah SAW mengatakan, “Apakah aku tidak malu dengan seorang lelaki yang malaikat saja malu berjumpa dengan Ustman”. Ustman bin Affan, yang memiliki 2 cahaya, karena ap? Karena putri Rasullullah keduanya dinikahkan kepada Ustman, yaitu Ruqayyah, dimana ketika Ruqayyah wafat dinikahkan lagi dengan Ummu Kultsum. Dimana ketika Ummu Kultsum wafat, saat selesai dikuburkan langsung Rasulullah mengatakan, “Wahai, sahabat-sahabatku, lihat, saya tidak rela Ustman hidup tanpa memiliki istri. Siapa yang memiliki keluarga perempuan silahkan lamar Ustman bin Affan. Dan Demi Allah seandainya aku punya anak lagi perempuan, aku rela menikahkan lagi dengan Ustman. Dan seandainya aku punya 100 wanita (anak perempuan) lalu wafat satu-satu, aku akan nikahkan dengan Ustman bin Affan lagi.”
Di zaman Ustman bin Affan, Islam menyebar luas. Karena Islam sudah menyebar kemana-mana, disitulah Khuzaifah salah seorang sahabat Rasul, datang kepada Ustman, dan berkata, “Yaa, Amirul mu’minin, Qur’an ini diturukan dalam 7 huruf (7 bahasa Arab, karena tiap kobilah berbeda-beda bahasa namun semuanya bahasa arab) dan Islam sudah menyebar kemana-mana, bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa bacaan kobilah mereka lebih baik dari kobilah sana dan begitu sebaliknya, akhirnya hampir saja bertengakar”, lalu Khuzaifah melanjutkan “Saya melihat alangkah baiknya Al Qur’an dikumpulkan menjadi satu”. Lalu Ustman menyimpulkan daripada nanti banyak yang aneh-aneh dan banyak perpecahan, maka dikumpulkan semua Al Qur’an dijadikan satu dan dijadikan satu bahasa yaitu bahasa Quraisy. Dan sekaligus disitu Ustman bin Affan berijtihad memberikan tanda-tanda huruf seperti, ba, ta, tsa, jim, ha, kho, dll, karna sebelumnya belum ada tanda-tanda seperti itu. Maka ada mushaf yang dikatakan mushaf dengan khot Ustmani.
Jika semua Qur’an sudah dijadikan satu dalam bahasa Quraisy yaitu bahasa Makkah, karna Rasullullah adalah orang Makkah dan berbicara sehari-hari dengan bahasa Makkah, lalu kemana Al Qur’an yang dalam 6 bahasa lainnya? Ustman bin Affan memerintahkan untuk memusnahkannya dengan dibakar. Demi persatuan. Karena Islam sangat mementingkan persatuan. Maka yang satu disimpan dan yang enam lainnya dimusnahkan.

Wallahu’alam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar