Sering kali orang tua, terutama seorang ibu tidak menyedari kalau ia telah menciptakan ketakutan pd anakny. Siang itu, saya sedang menjalani PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker) di sebuah apotek di kawasan kartini, Jakarta Pusat. Seorang ibu datang bersama dua anaknya, anak yang pertama perempuan menggunakan baju kaos berwarna pink celana jeans, cantik sekali, anak yang kedua seorang laki2 lbih kecil, sepertiny ini si adik, pakai baju kaos putih, celana jeans, dengan pelipisnya yang ditempeli perban, sepertinya habis terjatuh. Sesampainya di depan pintu apotek, anak laki2 itu merengek gak mw masuk "gak mau ke dokter, gak mau ke dokter" rengek anak laki2 itu. Sang ibu memaksa menarik tangan anaknya untuk masuk tanpa penjelasan, dengan terpaksa anak laki2 itu masuk ke dalam apotek. Sang kakak memperjelas "Tuh kan ini bukan rumah sakit, gak ada dokter, klo rumah sakitkan ruangannya ada sekat2ny gitu kan, ya kan", celoteh sang kakak pd adiknya. "Iya ya, bukan rumah sakit, gak ada dokter" jawab adiknya. Lalulah mereka bermain2 di ruang tunggu apotek sembari menunggu ibu mereka menyelesaikan transaksi.
Kejadian ini mungkin sering kali terjadi bukan hanya yang saya saksikan itu, sering juga saya melihat ibu2 yang menegur anaknya dengan cara menakut2i untuk dibawa ke dokter, atau ibu2 yang mencegah anaknya untuk memakan sesuatu dengan mengatakan bahwa itu obat "Iii jangan, pahit, obat itu, pahit", dan banyak contoh2 lainnya.
Tahukah ibu?? dengan hal-hal yang kita anggap sepele seperti itu, membuat anak2 kita menyimpan di memori mereka bahwa dokter itu menyeramkan, obat itu rasanya pahit, sehingga jika suatu saat mereka harus dan perlu dengan dokter dan perlu mengkonsumsi obat, memori yang tersimpan itu muncul kembali, mereka sudah punya paradigma sendiri tentang dokter dan tentang obat2an dan itu akan menyulitkan proses penyembuhan penyakit anak, karena anak akan sulit dibawa ke dokter dan akan sulit meminum obat walaupun obat tersebut rasanya manis. Jadi mulai sekarang sebisa mungkin kita tidak menciptakan ketakutan pd anak kita. Ciptakan paradigma2 yang baik di memori anak kita. Semoga manfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar