Sabtu, 02 Februari 2013

Ilusi Cinta

Seandainya kutemukan buku ini sebelum pertemuan itu, mungkin aku takkan terbakar oleh ilusi cinta yang aku ciptakan sendiri… “Berjuta Rasanya” Tere Liye..

Tak ada rasionalitas bagi orang yang sedang jatuh cinta setengah mati.

Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah untuk membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik. Padahal, saat ia tau kalau itu hanya bualan perasaannya, maka saat itulah hatinya akan hancur berkeping-keping. Patah hati!

Berharap? Boleh saja, saat orang tersebut memberikan pertanda isi hatinya, tapi bukan berarti dengan mengarang-ngarang pertanda itu. Membiarkan hati membuat ilusi. Membiarkan hati menyimpulkan hal keliru-yang diketahui benar itu semua semu.

Lihatlah, saat ilusi itu terkena cahaya kebenaran, yang tersisa hanyalah kesedihan. Sendu.

Namun, saat hati telah terlanjur tersakiti, ingatlah, rasa sakit hati itu indah. Setidaknya patah hati memberikan sensasi bahwa kita memang masih hidup. Pikirkanlah dari sudut yang berbeda.




Masih tentang cinta, dari “Berjuta Rasanya”, Tere Liye…
Cinta itu dari hati
Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut. Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.

Apakah itu Cinta…

Banyak kata yang terangkai untuk menjelaskan tentang cinta, banyak puisi yang tercipta tentang cinta, namun tak satupun yang mampu mendefinisikan apa itu cinta….

Cinta, sesuatu yang tak dapat dilihat, namun dapat dirasakan…
Sama halnya seperti Allah, Tuhan kita, tak dapat dilihat tapi dapat dirasakan keberadaanNya…

Cinta itu seperti burung, ia akan membawamu terbang kemana saja. Membuatmu bisa memandang seluruh isi dunia dengan suka cita. Bahkan, terkadang kau merasa seluruh dunia ini hanya milikmu seorang.

Cinta itu seperti musik, tetapi cinta sejati akan membuatmu selalu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti

Cinta itu seperti hantu, semua orang membicarakannya, tetapi sedikit sekali yang benar-benar pernah melihatnya.

Cinta itu seperti air sungai, ia sejuk menyenangkan dan terus mengalir. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti. Semakin lama semakin besar karena semakin lama semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya.

Cinta sejati adalah perjalanan dan cinta sejati tak pernah memiliki tujuan.

Kita selalu bisa memberi tanpa sedikit pun memiliki perasaan cinta, tetapi kita takkan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.

Cinta sejati datang begitu saja, tanpa satu alasan pun yang jelas.

Cinta sejati selalu datang pada pandangan pertama. Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat. Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa.

Dan cinta tak butuh mata untuk memandang.

#Cinta, dikutip dari “Berjuta Rasanya” Tere Liye